Bangia
artropurpurea
1. Klasifhkasi
Kindom Plantae
Divisi
Rhodophyta
Kelas Rhodophyceae
Ordo Bangiales
Family Bangiaceae
Genus Bangia
Spesies Bangia
artropurpurea (Stywan, 2001)
2. Deskripsi
Bangia sebuah genus yang masih ada dari divisi
Rhodophyta dengan nama spesies
Bangi
artropurpurea yang tumbuh di habitat laut atau air tawar. Bangia
memiliki thallus kecil dengan pertumbuhan yang cepat dan reproduksi yang tinggi,. Alga ini terikat oleh
turun-tumbuh rhizoids, biasanya dalam padat ungu-hitam untuk karat berwarna
rumpun. Kloroplas Bangia, seperti spesies lain di divisi Rhodophyta,
mengandung klorofil d, serta pigmen aksesori seperti pigmen phycobilin dan
xanthophylls. Tergantung pada proporsi relatif dari pigmen dan kondisi cahaya,
warna keseluruhan alga ini berwarna dapat berkisar dari hijau ke merah ke ungu
menjadi abu-abu, namun, pigmen merah, phycoerythrin, biasanya dominan.(zenn,
2011)
Tipe morfologi bangia jauh lebih
bervariasi dari pada floridean. Bangia paling sederhana berupa sel
soliter (uniseluler), disamping itu terdapat pula talus filamentik dan helai
parenkimatis, keduanya multiseluler. Sel bangia secara khas mamiliki
satu kloroplas berbentuk bintang. Reproduksi pada talus multiseluler biasanya
melalui pembentukan monospora. Bangia tidak membentuk karpogonium. Tahap
karposporofit hilang dan tidak membentuk tetraspora. Beberapa genus memiliki
daur hidup seperti floridean yang talusnya berbentuk filamen.(Styawan,
2001: 63)
Bangia tumbuh baik di air tawar maupun laut, kadang membentuk lapisan
seperti bulu menutupi batu yang terpercik air. Talus berbentuk filamen lembut,
tanpa cabang, melekat pada substrat dengan rizoid sangat halus. Talus tua
menjadi multiseriate. Setiap sel memiliki kloroplas berbentuk bintang dan
dikelilingi dinding yang tersusun dari polimer manosa. Makrotalus bangia
ada sepanjang musin dingin, sedang fase konkoselis yang berbentuk filamen
mikroskopis hidup sepanjang tahun. Daur hidupnya sama dengan porphyra. (Styawan,
2001: 63)
3.
Reproduksi
Spesies Bangia menjalani
siklus pergantian heteromorfik generasi hidup
di mana generasi haploid dominan. Reproduksi dapat
berupa seksual atau aseksual, secara seksual terjadi terutama selama musim dingin, sementara pada waktu lain sering dengan monosporangia thallus saja. Bangia, seperti semua Rhodophytes, kurangnya sperma
motil dan sebagainya tergantung pada arus air untuk mengangkut ke gamet
trichogyne (daerah reseptif gamet perempuan
atau carpogonium). Semua reproduksi seksual
pada rhodophytes adalah oogamous. Carposporangia terbentuk langsung dari zigot. Carpospores berkecambah
membentuk fase diploid conchocelis berserabut, yang menghasilkan cabang conchossporangial. conchosporangia bantalan, masing-masing berisi
conchospore tunggal. Conchospores ini kemudian
berkecambah untuk membentuk gametophytes. Selama "fase conchocelis",
alga ini juga dapat mereplikasi diri menggunakan monospores. monospores berkembang
langsung menjadi tanaman baru dan
dapat berkecambah dalam sporangia.( Tim
penyusun. 2006: 22)
Dari Bukti tertua meyakinkan bahwa fosil alga
merah terbentuk dari prakambrium (750-1250 juta tahun) yang terdapat di
somerset pulau arktrik kanada, fosil-fosil ini termasuk uniseluler dan filament multiseluler yang terdiri dari sel-sel berbentuk baji yang tersusun radial yang perkembanganya
telah diturunkan dari filament uniseluler
oleh divisi longitudinal mirip dengan bangia.(Wahab, 2010 : 6)
DAFTAR PUSTAKA
Styawan, ahmad dwi. 2001. Petunjuk praktikum taksonomi 1.
Solo: UNS Press
Tim penyusun. 2006. Buku ajar taksonomi tumbuhan. Medan:
UNSU Press
Wahab, Abdul. 2010. Tugas Algologi Alga merah (Rhodophyta). Surabaya
: UNESA Press
Tidak ada komentar:
Posting Komentar