BAB 1
AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG SERANGGA
Di dalam
Al-qur’an banyak sekali ayat-ayat yang menjelaskan tentang hewan-hewan yang ada
di alam semesta ini, salah satunya
adalah tentang serangga.
Berikut beberapa ayat-ayat Al-qur’an yang menjelaskan tentang serangga:
1.
QS An-Nahl 68
وأوحى
ربك إلى النحل ان اتخذى من الجبال بيوتا و من الشجر و مما يعرشون
“Dan tuhanmu mewahyukan
kepada lebah buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di
tempat-tempat yang di bikin manusia”
2.
QS An-nahl 69
ثم
كل من كل الثمرات فاسلكى سبل ربك ذللا يخرج من بطونها شراب مختلف ألوانه فيه
شفاءللناس إن فى ذالك لأية لقوم يتفكرون
“Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah
jalan tuhanmu yang telah di mudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu keluar
minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang
menyembuhkan bagi manusia,. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar
terdapat tanda (kebesaran tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan”
3.
QS,
Al-ankabut:41
مثل
الذ ين اتخذ وا من د و ن الله ألياء كمثل العنكبو ت اتخذ ت بيتا وإن أوهن البيو ت
لبيت العنكبوا ت لو كانو يعلمون
“perumpamaan orang-orang yang mengambil pelindung-pelindung selain
Allah adalah seperti laba-laba yang membuat rumah. Dan sesungguhnya rumah yang
paling lemah ialah rumah laba-laba kalau mereka mengetahui”
4.
QS Saba’ 14
فلما
قضينا عليه المو ت ماد لهم على موته إلادابة الأرض تأ كل منسأته فلما خر تبينت
الجن أن لو كانوا يعلمون الغيب ما لبثوا فى العذاب المهين
“Maka tatkala kami telah menetapkan kematian sulaiman, tidak ada
yang menunjukkan kepada mereka kematianya itu kecuali rayap yang memakan
tongkatnya. Maka tatkala ia telah tersungkur, tahulah jin itu bahwa kalau
sekiranya mereka mengetahui yang ghoib tentulah mereka tidak dalam siksa yang
menghinakan”
5.
QS An-naml: 18
حتى
إذاأتو على وادي النمل قا لت نملة يا أيهاالنمل اد خلوا مسا كنكم لايحتمنكم سليمان
وجنوده وهم لايشعرون
“hingga apabila mereka sampai di lembah semut berkatalah seekor
semut : Haisemut-semut, masuklah ke dalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak di
injak oleh sulaiman dan tentaranya, sedang mereka tidak menyadari”
6.
QS An-naml: 19
فتبسم
ضاحكا من قولها وقا ل رب أوزعنى أن أشكر نعمتك التى أنعمت على وعلى والدي وأن أعمل
صالحا ترضاه وأدخلنى برحمتك فى عباد ك الصا لحين
“Maka dia tersenyum dengan tertawa karena( mendengar ) perkataan
semut itu. Dan dia berdoa: ya tuhanku, berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri
nikmatmu yang telah engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu
bapakku dan untuk mengerjakan amal sholih yang engkau ridloi, dan masukkanlah
aku dengan rahmatmu ke dalam golongan hamba-hambamu yang sholih.”
7.
QS Al-baqoroh: 26
أن
الله لايستحيى أن يضرب مثلا ما بعوضة فما فوقها فأماالذين أمنو افيعلمون أنه الحق
من ربهم وأما الذين كفرو ا فيقولون ماذا أراد الله بهذا مثلا يضل به كثيرا ويهدي
به كثيرا وما يضل به إلاالفاسقين
“sesungguhnya Allah tiada segan membuat perumpamaan berupa nyamuk
atau yang lebih rendah dari itu. Adapun orang-orangyang beriman, maka mereka
yakin bahwa perumpamaan itu benar dari tuhan mereka, tetapi mereka yang kafir
mengatakan: apakah maksud Allah menjadikan ini untuk perumpamaan? Dengan
perumpamaan itu banyak orang yang disesatkan Allah, dan dengan perumpamaan itu(
pula ) banyak orang yang diberi-nya petunjuk. Dan tidak ada yang disesatkan
Allah kecuali orang-orang yang fasik”
8.
QS Muhammad: 15
مثل
الجنة التى وعد المتقون فيما أنهار من ماءغير أسن وأنهار من لبن لم يتغير طعمه
وأنهارمن خمر لذة للشاربين وأنهار من عسل مصفى ولهم فيما من كل الثمرات ومغفرة من
ربهم كمن هو خالد فى النار وسقو ماء جميما فقطع أمعاءهم
“(Apakah) perumpamaan (penghuni) surga yang dijanjikan kepada
orang-orang yang bertaqwa yang di dalamnya ada sungai-sungai dari air yang
tiada berubah rasa dan baunya, sungai-sungai dari air susu yang tiada berubah
rasanya, sungai-sungai dari khamar (arak) yang lezat rasanya bagi peminumnya
dan sungai-sungai dari madu yang di saring, dan mereka memperoleh di dalamnya
segala macam buah-buahan dan ampunan dari tuhan mereka, sama dengan orang yang
kekal dalam neraka dan diberi minuan dengan air yang mendidih sehingga
memotong-motong ususnya”
9.
QS Al-Hajj: 73
يا
أيها الناس ضرب مثل فاستمعوا له إن الذين تدعون من دون الله لن يخلقوا دبا با
ولواجتمعوا له وإن يسلبهم الذباب شيىاءلا يستنقذوه منه ضعف الطالب والمطلوب
“Hai manusia, telah di buat perumpamaan, maka dengarkanlah olehmu
perumpamaan itu. Sesungguhnya segala yang kamu seru selain Allah sekali-kali
tidak dapat menciptakan seekor lalat pun, walaupun mereka bersatu untuk
menciptakanya. Dan jika lalat itu merampas sesuatu dari mereka, tiadalah mereka
dapat merebutnya kembali dari lalat itu. Amat lemahnya yang menyembah dan amat
lemah (pulalah) yang disembah”
BAB II
PENAFSIRAN AYAT MENURUT PARA ULAMA’
A.
Q.S.
An-Nahl:68
Dalam buku tafsir Al-Qurtubi oleh
Muhammad Ibrahim Al-Hifnawi dan Mahmud Hamid Ustman di jelaskan bahwasanya Dalam
ayat ini dibahas tiga masalah:
Pertama: firman Alloh Ta’ala وأوحى ربك إلى النحل “dan
Tuhanmu telah mewahyukan kepada lebah. Telah
berlalu pembahasan tentang wahyu yang bisa berarti ilham. Yaitu : apa yang
diciptakan oleh Alloh SWT di dalam hati sebagai permulaan tanpa sebab yang
jelas. Diantaranya adalah mewahyukan kepada binatang ternak dengan segala apa
yang diciptakan oleh Alloh SWT berupa adanya manfaat menjauhi bahaya serta
mngendalikan kehidupannya.
Ibrahim Al Harbi berkata, “Alloh Azza
wa Jalla memiliki kemampuan pada benda mati yang tidak diketahui
hakikatnya. Hal ini bukan dibawa Rasululloh SAW dari Alloh SWT, akan tetapi
Alloh SWT mengenalkan hal itu. Maksudnya, mengilhamkannya.”
Tidak ada perbedaan pendapat di kalangan yang melakukan takwil
bahwa wahyu disini artinya adalah ilham. Sedangkan Yahya bin Watstsab
membacanya, إلى النحل dengan
fathah pada huruf ha’. Disebut lebah karena Alloh SWT memberinya madu yang
keluar dari dirinya. Demikian dikatakan oleh Az-Zujjaj dan Al Jauhari.
النحلة
dan النحل
adalah الدبر
yang berlaku untuk laki-laki dan perempuan. Hingga dikatakan, “raja
lebah.” Lebah di-mu’annatskan menurut bahasa hijaz. Setiap antara bentuk jama’
dengan bentuk tunggalnya hanya ada huruf
ha’. Diriwayatkan dari Abu Hurairah dari Nabi SAW, beliau bersabda,
الذبان كلها في النار يجعلها عذابا لآهل إلا النحل
“semua lalat masuk ke dalam neraka dan dijadikan adzab bagi para
penghuni neraka kecuali lebah.”
Kedua : firman Alloh Ta’ala أن اتخذى من الجبال بيوتا ومن الشجر “buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu.” Ini berlaku jika tidak ada yang memilikinya. و مما يعرشون “dan
di tempat-tempat yang di bikin manusia.”
Alloh menjadikan rumah-rumah lebah di tiga tempat itu. Apakah di gunung-gunung
dan celah-celahnya atau di lubang-lubang pohon atau pada bangunan-bangunan yang
dibuat oleh anak Adam, sebagai tempat untuk menyimpan madunya atau pada
sela-sela dan dinding-dinding dan lain-lainnya.
عرش disini
artinya adalah menyiapkan. Umumnya digunakan untuk hal-hal yang berkenaan
dengan kerja tekun dalam mengolah dahan-dahan kayu dan penyusunnya.
Ketiga : Ibnu Al Arabi
berkata, “diantara yang diciptakan Alloh yang paling mencengangkan dalam Surah
An Nahl adalah ketika mengilhamkan kepada lebah agar membuat rumah yang saling
menopang, seakan-akan satu potong saja. Karena bentuk seperti segitiga jika
digabungkan masing-masing kepada bentuk yang semacamnya maka akan menjadi
seperti persepuluhan dan tidak berkaitan antara keduanya serta ada celah.
Kecuali bentuk seperenam jika digabungkan dengan yang semacamnya maka ia akan
bersambung sehingga menjadi seperti satu potongan saja.” (Al Hifnawi,2008:332-335)
Sedang dalam buku
tafsir yang lain yaitu tafsir Al-Qur’anul Majid An-Nuur oleh Teungku Muhammad
Hasbi ash-Shiddieqy di katakana bahwa Tuhan mengilhamkan kepada lebah dan
mengajarinya pekerjaan yang bisa di bayangkan bahwa lebah-lebah itu berakal.
Ilham Tuhan kepada lebah adalah seperti yang di tuturkan oleh firman di bawah
in “Buatlah sarang-sarangmu di bukit-bukit atau pohon-pohon atau di
panggung-panggung tanaman yang di buat manusia. Allah mengilhamkan kepada lebah
supaya membuat sarang-sarang di tempat tersebut untuk mengeluarkan madu.
(ash-Shiddieqy: 2248)
Yang dimaksud dengan wahyu disini adalah ilham, petunjuk dan
bimbingan bagi lebah, agar ia menjadikan gunung-gunung sebagai rumah yang
menjadi tempat tinggal, juga pepohonan, serta tempat-tempat yang dibuat oleh
manusia. Kemudian lebeh-lebah itu membuat rumah-rumahnya dengan penuh ketekunan
dalam menyusun dan menatanya, dimana tidak ada satu bagian pin yang rusak.
Selanjutnya, Allah
Ta’ala memberi izin kepda lebah-lebah itu dalam bentuk ketetapan qadariyyah
(Sunnatullah) dan pengerahan untuk memakan segala macam buah-buahan, berjalan
di berbagai macam jalan yang telah dimudahkan oleh Allah, dimana ia bisa dengan
sekehendaknya berjalan di udara yang agung ini dan juga daratan yang membentang
luas, juga lembah-lembah, serta gunung-gunung yang tinggi menjulang. Kemudian
masing-masing dari mereka kembali ke rumah-rumah mereka, tanpa ada satu pun yang
keliru memasuki rumahnya baik sebelah kanan maupun kirinya, tetapi
masing-masing memasuki rumahnya sendiri-sendiri, yang didalamnya terdapat
ribuan anak-anaknya dengan persediaan madu. Dia membangun sarang dari bahan
yang ada di kedua sayapnya, lalu memuntahkan madu dari dalam mulutnya, dan
bertelur dari duburnya. DR.’ABDULLAH BIN MUHAMMAD BIN ‘ABDURRAHMAN BIN ISHAQ
ALU SYAIKH. TAFSIR IBNU KATSIR jilid 5.
Bogor : Pustaka Imam Asy-Syafi’i
B.
Q.S. Saba’:14
“Maka
tatkala kami telah menetapkan kematian Sulaiman, tidak ada yang menunjukkan
kepada mereka tentang kematianya itu kecuali rayap yang memakan tongkatnya.
Maka tatkala ia telah tersungkur, tahulah jin itu bahwa kalau sekiranya mereka
mengetahui yang ghaib tentulah mereka tidak tetap dalam siksa yang menghinakan.”
(QS. 34:14)
Allah menceritakan bagaimana Nabi
Sulaiman itu wafat dan bagaimana Allah merahasiakan kematianya kepada para jin
yang pada saat itu sedang sibuk mengerjakan pekerjaan berat (di hadapanya).
Saat Sulaiman meninggal, ia duduk terpaku dalam posisi memegang tongkat selama
kurun waktu yang cukup lama. Hal ini sebagaimana yang di kemukakan oleh Ibnu
Abbas, Mujahid, al-hasan al-Basri, Qatadah dan para ulama lainya, bahwa
kematianya tidak di ketahui dalam waktu yang lama, sekitar setahun. Ketika
tongkat yang menopang Nabi Sulaiman itu telah di gerogoti rayap, tongkat itupun
lama – kelamaan rapuh dan roboh, sehingga Nabi Sulaiman jatuh tersungkur.
Mereka baru tahu bahwa Nabi Sulaiman telah meninggal cukup lama sebelum tongkat
itu roboh.
Saat itu baik jin ataupun manusia
menjadi sadar bahwa bahwa jin ternyata tidak menfetahui hal-hal ghaib,
sebagaimana yang selama ini perkirakan dan mereka tunjukkan hal itu pada
manusia. Hal itulah yang di maksudkan oleh Allah dalam firmanya;
Allah Ta’ala menjelaskan bahwa urusan mereka telah jelas bagi manusia bahwasanya mereka telah mendustai manusia (dengan mengaku-aku mengetahui perkara ghaib).
(al – mubarakfuri, syaikh shafiyyurrahman.2000. TAFSIR IBNU KATSIR.Bogor : Pustaka Ibnu Katsir )
Allah Ta’ala menjelaskan bahwa urusan mereka telah jelas bagi manusia bahwasanya mereka telah mendustai manusia (dengan mengaku-aku mengetahui perkara ghaib).
(al – mubarakfuri, syaikh shafiyyurrahman.2000. TAFSIR IBNU KATSIR.Bogor : Pustaka Ibnu Katsir )
“ ketika kami telah menetapkan kematian
Sulaiman, maka tidak ada petunjuk bagi mereka bahwa Sulaiman telah meninggal,
melainkan anai – anai yang memakan tongkatnya. Tatkala Sulaiman tertelungkup,
barulah jelas bagi para jin bahwa seandainya mereka mengetahui barang yang ghaib,
tentulah mereka tidak tinggal di dalam siksa yang menghinakan dirinya”.
فلما
قضينا عليه المو ت ماد لهم على موته إلادابة الأرض تأ كل منسأته
“ ketika kami telah menetapkan kematian
Sulaiman, tidak ada petunjuk yang memperlihatkan Sulaiman meninggal, kecuali
anai-anai yang memakan tongkatnya.”
Ketika kami wafatkan Sulaiman, kematian
itu tidak diketahui oleh para jin yang terus saja bekerja memenuhi perintah
Sulaiman. Tidak ada yang memberitahukan kepada jin tentang wafatnya Sulaiman,
selain anai-anai yang memakan tongkatnya. Sesudah setahun lamany Sulaiman
wafat, barulah beliaujatuh dari tempat duduknya.
Al – Qur’an sendiri tidak menjelaskan
sudah berapa lama Sulaima tersandar di tongkatnya sebelum jin mengetahui
tentang kematianya. Hanya ahli sejarah sajalah yang menetapkan bahwa lamanya
adalah setahun. Menurut akal, tidak mungkin rasanya orang tidak mengetahui bahwa
Sulaiman itu telah wafat selama setahun. Mungkin tongkat Sulaiman itu telah
dimakan oleh rayap yang ketika beliau wafat, tongkatnya patah dan beliau roboh.
فلما
خر تبينت الجن أن لو كانوا يعلمون الغيب ما لبثوا فى العذاب المهين
“ketika Sulaiman tertelungkup, barulah
jelas bagi para jin bahwa seandainya mereka mengetahui sesuatu yang ghaib,
tentulah mereka itu tidak tinggal dalam siksa yang menghinakan dirinya.”
Setelah Sulaiman jatuh, barulah jin
meyakini bahwa mereka berdusta mengaku mengetahui sesuatu yang ghaib. Sebab,
kalau mereka bisa mengetahui sesuatu yang ghaib, tentulah mereka tidak terus –
menerus bekerja sesudah Sulaiman wafat.
(ash-Shiddieqy,Tengku Muhammad Hasbi.2000.TAFSIR AL-QUR’ANUL MAJID AN-NUUR. Semarang ; PT.PUSTAKA RIZKI PUTRA)
(ash-Shiddieqy,Tengku Muhammad Hasbi.2000.TAFSIR AL-QUR’ANUL MAJID AN-NUUR. Semarang ; PT.PUSTAKA RIZKI PUTRA)
Maka ketika kami telah menetapkan
kematian atasnya (Sulaiman), tidak ada yang menunjukkan kepada mereka
kematianya itu kecuali rayap yang memakan tongkatnya. Maka ketika dia telah
tersungkur, tahulah jin itu bahwa sekiranya mereka mengetahui yang ghaib tentu
mereka tidak tetap dalam siksa yang menghinakan.
“Maka tatkala kami telah menetapkan
kematianya.....” yakni kematian Sulaiman. Tidak ada yang
memberi petunjuk kepada mereka atas kematianya kecuali rayap yang memakan
tongkatnya. Maka setelah rayap memakan tongkatnya, diapun jatuh tersungkur
ketanah. Hal ini terjadi karena Sulaiman memohon kepada tuhanya untuk
menyembunyikan berita kematianya dari jin, agar manusia mengetahui bahwasanya
jin tidak mengetahui hal – hal yang ghaib sebagaimana yang telah mereka akui. Dia
meninggal dalam keadaan berpegangan pada tongkatnya saat dia melakukan shalat
di mihrabnya. Sementara, jin sedang bekerja dan mereka tidak mengetahui berita
kematianya. Setelah beberapa lama, datanglah rayap yang memakan tongkatnya dan
Sulaiman pun tersungkur di atas bumi. Berdasarkan penjelasan di atas, dapat di
ketahui bahwa jika jin tersebut mengetahui hal – hal yang ghaib, niscaya mereka
mengetahui kematian Sulaiman dan mereka tidak akan membantu Sulaiman dalam
pekerjaan yang sulit – sulit. Inilah makna firman Allah Ta’ala, “Maka ketika
kami telah menetapkan kematianya atasnya, (Sulaiman), tidak ada yang
menunjukkan kepada mereka kematianya itu kecuali rayap yang memakan tongkatnya.
Maka ketika dia tersungkur, tahulah jin itu bahwa sekiranya mereka mengetahui
yang ghaib sebagaimana yang di akui oleh sebagian mereka, “tentu mereka tidak
tetap dalam siksa yang menghinakan” yakni, Sulaiman menugaskan mereka dengan
tugas – tugas yang berat karena kemaksiatan dan penolakan mereka untuk berbuat
taat.(Al-Jazairi,Syaikh Abu Bakar Jabir.2009.TAFSIR AL-QUR’AN AL-AISAR.Jatinegara
: Darus Sunnah Press)
BAB III
TINJAUAN MENURUT SAINS
I.
An-Nahl
(Lebah)
Serangga atau
insect adalah
Di alam ini banyak sekali
macam-macam serangga, seperti semut yaitu makhluk hidup dengan populasi
terbesar di dunia, perbandinganya, untuk setiap 700 juta semut yang muncul
kedunia ini, hanya terdapat 40 kelahiran manusia. Selain itu banyak jenis-jenis
serangga lain seperti lebah, rayap, lalat, nyamuk, laba-laba dan lain-lain. Sistem pertahanan diri,
perkembangbiakan dan berburu yang sangat rumit dari serangga, yang merupakan
salah satu dari binatang jenis ini, menunjukkan bahwa semua sistem ini
diciptakan oleh Pencipta yang Maha Bijaksana dan Maha Agung. Desain mengagumkan
pada serangga adalah bukti keberadaan Allah dan ciptaan-Nya yang sempurna.
Setiap manusia yang berpikir dengan hati jernih dan akal yang bebas prasangka
akan mampu melihat fakta yang jelas ini. Berlimpahnya jumlah serangga ini
sungguh menakjubkan. Untuk setiap manusia di bumi, terdapat 200 juta serangga,
ini setara dengan 10 juta serangga per kilometer persegi. Terdapat 30 juta
jenis serangga, banyak diantaranya bahkan belum diberi nama. Bukti-bukti
penciptaan oleh Allah ada di seluruh alam semesta. Manusia menemui banyak bukti
dalam kehidupan keseharian, namun kebanyakan mereka tidak memikirkanya, atau
keliru menganggapnya sebagai detail-detail remeh belaka, nyatanya, dalam setiap
ciptaan terdapat berbagai misteri besar untuk ditafakuri.
Telah di sebutkan di dalam Q.S.
An-Nahl:68-69 bahwasanya Allah telah mewahyukan kepada lebah-lebah untuk
membuat sarang-sarang di bukit-bukit dan dari perut lebah tersebut keluar madu
yang dapat dijadikan obat bagi manusia. Hal ini sesuai dengan penelitian ilmiah
bahwasanya ada beberapa ahli ilmu kedokteran mengatakan: “pada perut orang itu
terdapat banyak terdapat endapan sisa-sisa makanan, dan setelah diberi asupan
madu, yang memang madu itu panas, maka endapan kotoran itu terlepas dan segera
terdorong keluar sehingga hal itu membuat perutnya bertambah saki. Maka orang
badui itupun berpikir bahwa madu itu hanya akan membahayakannya, padahal ia
sangat bermanfaat bagi saudaranya tersebu. Kemudian dia memberinya minum untuk
yang kedua kalinya dan sakitnya semakin bertambah dan semakin keras mendorong.
Kemudian ia memberinya minum untuk yang ketiga kalinya. Ketika madu itu semakin
mendorong sisa-sisa makanan yang sudah rusak dan membahayakan bagi badan,
perutnya bertahan dan tekananya pun menjadi normal sehingga semua penyakit
terdorong keluar.
II.
An-Naml (Semut)
Serangga
jenis lain yaitu semut adalah bukti dari kekuasaan tuhan juga semut merupakan
salah satu kelompok yang paling “sosial” dalam genus serangga dan hidup sebagai
masyarakat yang disebut “koloni” yang “terorganisasi” luar biasa baik. Tatanan
organisasi mereka bagitu maju sehingga dapat dikatakan dalam segi ini mereka
memiliki peradaban yang mirip dengan peradaban manusia. Banyak ilmuan yang
bertahun-tahun melakukan penelitian mendalam tak mampu menjelaskan perilaku
sosial semut yang begitu maju. Caryle P. Haskins, Ph.D kepala institute
Carnegie di Washington menyatakan “ setah 60 tahun mengamati dan mengkaji, saya
masih takjub melihat betapa canggihnya perilaku sosial semut….semut merupakan
model yang indah untuk kita gunakan dalam mempelajari akar perilaku hewan.”
Ditemukan bahwa semua alat produksi dan makanan dipertukarkan dalam koloni
secara tertib. Sungguh sulit menjelaskan bagaimana semut-semut ini
mempertahankan ketertiban tanpa masalah, mengingat luasnya tempat tinggal
mereka,.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar