TUMBUHAN PAKU YANG TUMBUH
DI BATU CANGAR
Dosen Pembimbing :
Drs. Sulisetjono, M.Si
Ainun Nikmati Laily,M.Si
Disusun oleh :
1.
Munawwarotur Rohmah (10620001)
2.
Luluk Maftuhah (10620008)
3.
Ayu Kusuma Dewi (10620010)
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
2011
1.
Angiopteris avecta
Hasil Pengamatan
|
Gambar Literatur
|
|
|
LOKASI : Taman Hutan Raya Cangar batu Malang
Tanggal : 11 Maret 2012
Nama Umum
Indosesia : Paku gajah
Inggris : Mule’s-foot fem
Klasifikasi
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Divisi: Pteridophyta (paku-pakuan)
Kelas: Marattiopsida
Ordo: Marattiales
Famili: Marattiaceae
Genus: Angiopteris
Spesies: Angiopteris avecta
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Divisi: Pteridophyta (paku-pakuan)
Kelas: Marattiopsida
Ordo: Marattiales
Famili: Marattiaceae
Genus: Angiopteris
Spesies: Angiopteris avecta
Diskripsi
Angiopteris evecta termasuk suku Marattiaceae. Dikenal dengan namaKing fern, giant fern, elephant fern, mule’s-foot
fern, atau paku gajah.
Mempunyai sinonim Polypodium
evectum G. Forster dan Angiopteris
palmiformis (Cav.)
Habitat
Habitat Angiopteris evecta adalah hutan primer-sekunder di daerah
tropis dan sub tropis. Jenis ini sering terdapat di dekat sungai yang ternaung,
tempat miring, sepanjang jalan kecil di tempat terbuka di hutan, ditemukan
mulai 0-1.200 m dpl., tersebar luas di daerah tropis mulai Madagaskar dan Asia
tropis, sepanjang Asia Tenggara, sampai Australia dan Polinesia.
Morfologi
1) Akar
Pada umumnya akar paku-pakuan adalah
serabut yang bercabang-cabang secara dikotom, tetapi ada pula yang bercabang
monopodial atau tidak bercabang. Akar Angiopteris
evecta berupa akar rimpang pendek, berdaging, besar, tegak,
membentuk rumpun sampai tinggi 1 m dan diameter 0,5-1 m.
2) Batang
Angiopteris evecta merupakan tumbuhan paku terestrial yang sangat besar
dengan morfologi batang tegak dan kokoh.
3) Daun
Angiopteras evecta berdaun majemuk ganda 2, panjang sampai 6 m,
tersusun rapat di ujung akar rimpang. Tangkai daun ±1/2 dari panjang daun,
bagian pangkal membengkak dengan sepasang stipula yang bentuknya membundar,
panjang stipula 5 cm, lebar 7 cm. Daun panjang sampai 6 m, lebar sampai 2 m,
biasanya majemuk ganda 2, permukaan atas hijau gelap, permukaan bawah lebih
terang. Tangkai anak daun membesar di bagian pangkal.Anak daun jorong-lanset,
panjang 1 m atau lebih. Anak-anak daun panjang 20 cm lebar 2,5 cm, jorong, tepi
bergerigi dangkal, tulang daun tunggal/bercabang.
4) Sporangium
Sori Angiopteris
evecta berupa annulus lateral yang berkelompok rapat membentuk
garis memanjang, sori tersebut berwarna merah kecokelatan, berbentuk jantung
yaitu agak oval terbalik dan mempunyai indusium yang berbentuk kantung. Sori
pendek, sub marginal, di garis yang tak teratur, ±0,5-1,5 mm dari bagian tepi .
Angiopteris evecta ini dikatakan mempunyai indusium karena pada saat
pengamatan dengan menggunakan mikroskop, sori bergerak dan tumbuh seperti bunga
mekar dan akhirnya suatu selaput membuka.Dari membukanya selaput tersebut
dimungkinkan adalah sori. Jenis Spora Angiopteris
evecta adalah homospor yaitu tumbuhan paku yang mempunyai jenis
spora yang sama.
Siklus hidup
Dalam siklus hidup Pteridophyta juga
terdapat pergantian generasi. Prkembangbiakan Angiopteris evectasama dengan tumbuhan paku lainnya yaitu
dengan menggunakan spora. Individu yang menghasilkan gamet disebut gametofit
dan merupakan generasi yang haploid. Setelah terjadi fertilisasi akan membentuk
zigot yang merupakan permulaan dari keturunan (generasi) yang haploid. Kemudian
dari sini lalu terbentuk individu yang diploid dan diberi nama sporofit.
Sporofit merupakan individu yang menghasilkan spora melalui pembelahan
reduksi.Jadi spora ini merupakan permulaan dasi generasi yang haploid. Dari
spora ini akan dapat terbentuk protalium (protalus) melalui perkecambahan dari
spora
Manfaat
Di Ambon daun mudanya dimakan, selain itu
juga dapat digunakan sebagai obat tradisional seperti menghentikan pendarahan
setelah melahirkan, obat beriberi, batuk, demam, sakit maag, obat bisul.Selain
digunakan sebagai obat penggunaannya sebagai tanaman hias juga telah dilakukan.
daun mudanya dimakan, selain itu juga
dapat digunakan sebagai obat tradisional seperti menghentikan pendarahan
setelah melahirkan, obat beriberi, batuk, demam, sakit maag, obat bisul. Selain
digunakan sebagai obat penggunaannya sebagai tanaman hias juga telah dilakukan.
2.
Ophioglossum sp.
Hasil Pengamatan
|
Gambar Literatur
|
|
|
Lokasi
: Taman hutan raya R. Soeryo Cangar Batu
Tanggal :
11 Maret 2012
Nama umum
Indonesia :
Paku simbar Gadang
Klasifikasi
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Divisi: Pteridophyta (paku-pakuan)
Kelas: Psilotopsida
Ordo: Ophioglossales
Famili: Ophioglossaceae
Genus: Ophioglossum
Spesies: Ophioglossum pendulum Linn.
MORFOLOGI
1). Akar
Akarnya sedikit dan rimpangnya berdaging, berbentuk
seperti pita dan ujungnya tumpul, pada bagian pangkalnya menyempit.
2). Daun
Bentuknya hamper menpunyai paku tanduk uncal, daun-daunnya lemah.
3). Spora
Sporanya terletak antara lekukan-lekukan bulir, dan
warnanya hijau.Rhizoma tuberosus, untuk 1 m diameter, 7 mm tinggi, bantalan akar berdaging
banyak. Daun sekitar 18 cm panjang, 3 pada rimpang; Phyllomophore sampai 30 cm;
trophophyll oblong-lan ceolate, akut di puncak, sempit cuneate di pangkalan,
4,5-6,5 cm. 1,3-1,8 cm lebar; berbeda costae di permukaan keduanya; urat
melapisi dengan
gambaran yang mirip kisi-kisi, areoles utama
3 atau 4 baris pada setiap sisi costae, aredes lebih kecil, sering dengan
termasuk veinlets bebas; tekstur agak berdaging, lembut rumputan; sporophyll
sederhana, dengan tangkai sekitar 10 cm, paku menjadi 4,5 cm. sporangia sekitar
0,5 mm; spora gelap, dengan agak kasar melapisi dgn gambaran yg mirip kisi-kisi
exospor.
4). Batang
Batang di dalam tanah yang pendek, pada bagian bawah
masi mempunyai protostele, tetapi ke atas mengadakan diferensiasi dalam berkas
pengangkutannya.
5). Protalium
Protalium berumah satu, tidak mengandung klorofil,
didalam tanah, dan hidup sebagai saprofit dengan pertolongan cendawan
mikoriza.Anteridium dan arkegonium terbenam dalam jaringan protalium yang
berbentuk umbi dan dapat berumur sampai beberapa tahun.Anteridium menyelubungi
suatu kompleks jaringan spermatogen yang menghasilkan spermatozoid berbentuk
spiral dengan banyak bulu-bulu cambuk. Pada beberapa jenis embrionya sampai
beberapa tahun tetap di dalam tanah
Anggota L. Ophioglossum genus (Ophioglossaceae) (Ophioglossaceae)
dikenal sebagai lidah ular or adder's tongue ferns.atau lidah penambah pakis.
Genus ini terdiri dari, seluruh dunia, sebuah 28-58 diperkirakan to 40 species
pada 1969) menjadi 40 spesies Di India, itu diwakili oleh 12 spesies. Pullaiah
et al. et al. (2003)) mencatat tiga spesies dari genus untuk negara bagian
Andhra Pradesh, yaitu, Ophioglossumgramineum Willd., O.nudicaule
L.f. gramineum L.f. Willd., O.nudicaule and O. dan O.reticulatumreticulatum
L. Namun, sebelumnya Rao et al. (1999) reported O. (1999) melaporkan O.pedunculosum
Desv. pedunculosum Desv. menjadi umum di perbukitan Tuni Godavari Timur
Kabupaten yang identik dengan Ohioglossum costatum R.Br. Ohioglossum
costatum R.Br. Yang berbeda, luas jenis sering salah diidentifikasi dengan O.
nudicauleO. nudicaule Lf Kehadiran upaya kertas untuk melihat ini masalah
dan menambahkan catatan pada lapangan identitas dan terjadinya pakis
paleotropical, Ophioglossum costatum R.Br di Andhra Pradesh.
Bangsa
Ophioglossales hanya terdiri atas satu suku Ophioglossaceae dengan beberapa
jenis saja. Tumbuhan ini biasanya mempunyai Ophioglossaceae bersifat
isospor..Akar di bentuk lebih dulu daripada daun dan tunasnya.Ophioglossaceae
hidup sebagai paku tanah dan epifit.Daun yang steril bertepi rata atau berbagai
menggarpu 1-2 kali, bertulang jala tanpa ibu tulang yang nyata. Contoh
Ophioglossum vulgatum(eropa), Ophioglossum reticulatum (indonesia).Ophioglossum
pendulum L. merupakan anggota dari suku Ophioglossaceae, biasa disebut
simbar gadang, kumpai lubang, atau daun rambut. Biasanya tumbuh epifi t di
pohon besar di tempat ternaung pada ketinggian sekitar 1.040 m dpl, yang khas
dari jenis ini adalah daun-daunnya tumbuh menjuntai sepanjang kurang lebih 1,5
m. Daunnya tunggal, berbentuk seperti pita, bercabang. Bila tumbuh di tempat
terbuka daunnya lebih sempit dan percabangan lebih banyak.Bulir yang mendukung
spora terletak di bagian pangkal daun, panjang sekitar 20 cm. Spora terletak
diantara lekukan-lekukan bulir. Jenis ini tersebar di Madagaskar, Asia Tropika,
Polinesia, Assam Utara, Indo-China, Hainan, Malaya, Indonesia dan Australia.
Dijumpai di hutan dataran rendah maupun pegunungan sampai ketinggian 1.600 m
dpl
HABITAT
Menggantung dan tumbuh pada jenis tumbuhan tertentu,
terutama pohon palem, ketinggian mencapai 1600 m dpl. Reproduksi: Seksual
dengan membentuk sporangium, sedangkan aseksual dengan bantuan spora.
Manfaat
Sebagai tanaman hias simbar gedang yang menarik, daun simbar
gedang yang dihaluskan dan dicampur dengan minyak kelapa dapat dipakai untuk
obat luar. Keasaman: 5,5, kebasaan: 6,5
3.
Selaginella sp.
Hasil Pengamatan
|
Gambar Literatur
|
|
|
Lokasi
: Taman hutan raya R. Soeryo Cangar Batu
Tanggal :
11 Maret 2012
Nama lokal : Paku rambat
Klasifikasi
Kingdom: Plantae
(Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Divisi: Lycopodiophyta
Kelas: Lycopodiopsida
Ordo: Selaginellales
Famili: Selaginellaceae
Genus: Selaginella
Spesies: Selaginella sp.
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Divisi: Lycopodiophyta
Kelas: Lycopodiopsida
Ordo: Selaginellales
Famili: Selaginellaceae
Genus: Selaginella
Spesies: Selaginella sp.
Deskripsi :
Tanaman merambat. Daun seperti cabang yang berasal dari akar
Merupakan paku heterosporous (megaspora
dan mikrospora) Struktur telah di sebut ligues.
Habitat :
Selaginella sp banyak ditemukan di hutan tropis, beberapa
jenis diantaranya dapat hidup di daerah yang kering, sehingga menyerap banyak
air ketika musim hujan tiba.
Morfologi :
1). Daun
Selaginella sp merupakan tumbuhan paku berdaun majemuk,
bentuk daun kecil-kecil, daun seperti cabang yang berasal dari akar,tumbuh
merambat, bertangkai tidak mengkilat, sorus tidak berbentuk cincin, tidak
memiliki serbuk perak,ental subur tersusun dalam karangan yang disebut strobili
yang terletak di ujung percabanga.
2).
Batang
Batangnya
tidak berongga.
3).
Akar
Akar bercabang-cabang
4).
Sporangium
Sporangium
terdapat pada ketiak daun serta berkumpul membentuk seperti kerucut disebut
strobilus dan spora terdapat di tepi daun.
Skema
Daur :
Mikrospora akan tumbuh menjadi mikroprotalium, sedangkan
makrospora akan tumbuh menjadi makroprotalium. Selanjutnya, mikroprotalium
membentuk mikroogametofit yang akan menghasilkan anteridium dan akan
menghasilkan sperma. Sebaliknya makroprotalium membentuk makrogametofit yang
akan menghasilkan arkegonium dan akan menghasilkan ovum. Jika terjadi
fertilisasi antara sperma dan ovum, maka akan menghasilkan tumbuhan paku. Dan
tumbuhan paku ini akan berkembang menghasilkan spora, demikian seterusnya.
Selaginella sp bersifat heterospora dengan gametofit yang uniseksual.Setiap
sporofilnya mempunyai sporangium tunggaal pada permukaannya.Megasporangium
tumbuh pada megastropil dan mikrosprangium tumbuh pada mikrosporofil.Kedua tipe
sporofil tersebut pada satu strobilus.
Gametofit
jantan (mikrogametofit) tetap tumbuh di dalam mikrospora (gametofit
endosporik).Pada perkembangannya gametofit jantan hanya terdiri dari satu sel
protalial dan satu anteridium yang selanjutnya menghasilkan beberapa sperma
biflagela.
Gametofit betina (megagametofit) tumbuh dengan pecahnya
dinding megaspora.Bagian yang menonjol keluar dari dinding megaspora.Bagian
yang menonjol keluar dari dinding megaspora adalah bagian gametofit yang
mendukung arkegonia. Pada beberapa jenis dilaporkan bahwa bagian yang menonjol
keluar mampu melakukan fotosintesis,walaupun pada umumnya makanan disediakan
oleh megaspora. Pada umumnya fertilisasi terjadi setelah gametofit dilepaskan
dari strobilus. Setelah terjadi fertilisasi,sporofitmuda tetap tergantung
sepenuhnya pada gametofit,selanjutnya perlahan-lahan melepaskan diri dari
gametofit.
Manfaat dan kerugian :
Selaginella sp dijadikan sebagai tanaman hias, tidak
heran harga jualnya pun bermacam-macam tergantung jenisnya. Kerugiannya,
beberapa jenis Selaginella ini memiliki zat asam sikimat yang dapat mengganggu
pencernaan.
4.
Pityrogramma
calomelanos
Hasil Pengamatan
|
Gambar Literatur
|
|
|
Lokasi
: Taman hutan raya R. Soeryo Cangar Batu
Tanggal :
11 Maret 2012
Nama
umum
Indonesia : Paku Perak
Inggris : Sword fern, Boston fern.
Klasifikasi
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Divisi: Pteridophyta (paku-pakuan)
Kelas: Pteridopsida
Sub Kelas: Polypoditae
Ordo: Polypodiales
Famili: Polypodiaceae
Genus: Pityrogramma
Spesies: Pityrogramma sp.
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Divisi: Pteridophyta (paku-pakuan)
Kelas: Pteridopsida
Sub Kelas: Polypoditae
Ordo: Polypodiales
Famili: Polypodiaceae
Genus: Pityrogramma
Spesies: Pityrogramma sp.
Deskripsi :
Dalam
bahasa Indonesia di kenal dengan paku perak, termasuk Family Pterydaceae.Jenis
paku ini umum di kenal dengan nama paku perak (sund), pakis perak (jawa) , pada
saat tumbuhan ini masih muda, seluruh entalnya tertutup oleh sejenis tepung
berwarna putih kekuningan dan pada saat ental telah dewasa, tepung tersebut
hanya ditemukan pada permukaan daun bagian bawah saja. Kemungkinan dengan
adanya warna putih kekuningan ini orang menyebut dengan nama paku perak.
Habitat :
Pityrogramma
calimelanos L merupakan tumbuhan epifit, hidup di atas pohon – pohon lain
tetapi bukannya tumbuhan parasit kerana ia hanya berpaut pada kulit kayu untuk
mengumpul makanan dan air yang diperlukan .
Morfologi :
1).
Daun
Jenis
daun makrofil dengan bentuk daun delta yang berukuran anisofil.Warna daun hijau
dengan peruratan bercabang yang mempunyai tekstur helaian tipis.
2).
Ental
Mempunyai
ental yang banyak, panjang entalnya 50-100 cm,tangkai entalnya hitam, bersisik
pada pangkalnya dan bagian yang tidak bersisik mengkilat. Ental tersebut
menyirip ganda dua, letaknya berseling-seling, anak daun yang terletak di
bagian pangkal adalah tunggal, sedangkan yang di bagian tengah dan ujungnya
menyirip, yang paling ujung berlekuk dan bisa mencapai ukuran panjang 17 cm dan
lebar 4-5 cm dan melancip pada bagian ujungnya.
3). Batang
Mempunyai
batang yang berbentuk bulat,panjang berkayu. Warna batang hijau,dengan
permukaan adanya rambut halus serta berukuran 7mm dan dengan percabangan
dikotom.
4).
Akar
Mempunyai
akar berbentuk serabut.
5). Sporangium
Spora
adalah struktur pembiakan halus yang dihasilkan oleh paku – pakis . Terdapat
berbagai bentuk spora , antaranya bulat , pipih (monolete), segitiga (trilete)
dan sebagainya . Untuk melihat struktur spora tersebut , digunakan mikroskop
elektron pengiaman (Scanning Electron Microscope).Dinding sporangium terdiri
daripada satu atau beberapa lapisan sel , kecuali pada bahagian tepinya
terdapat suatu lapisan sel berdinding tebal yang mengelilingi sebagian kapsul
yang dinamakan anulus. Pada bahagian hujung lingkaran terdapat satu kumpulan
sel yang pipih yang disebut stomium. Apabila sporangium masak sel stomium akan
pecah dan membebaskan spora yang terdapat didalamnya. Letak dari spora pada
pityrogramma yaitu menyebar di heleian daun, bentuk bulat .
6). Indusium
Indusium
adalah suatu lapisan pelindung untuk melindungi sporangium terutama yang masih
muda . Ada sorus yang tidak dilindungi oleh indusium yang dikenali sebagai
sorus yang telanjang . Sementara yang dilengkapi dengan indusium terdapat dua
jenis . Jenis yang pertama dinamakan indusium sejati yang mana lapisan tisunya
berupa penutup melengkok terdiri daripada dua ruangan dengan bahagian tengah
berhubungan dan mengikatkannya kepada permukaan daun . Manakala lapisan
pelindung yang hanya berupa pelebaran dari bagian tepi daun yang bengkok
dinamakan indusium palsu .
5.
Marattia Sp.
Hasil Pengamatan
|
Gambar Literatur
|
|
|
Lokasi
: Taman hutan raya R. Soeryo Cangar Batu
Tanggal :
11 Maret 2012
Klasifikasi :
Kingdom Plantae
Division
Pteridophyta
Class
Filicopsida
Ordo
Marattiales
Family
Marattiaceae
Genus
Marattia
Spesies
Marattia sp
Deskripsi :
menunjukkan
bahwa Marattia dalam arti tradisionalnya secara luas polifiletik. Nama tersebut
hanya dapat disimpan dalam arti tradisional jika semua Angiopteris dan
Christensenia akan digabungkan ke Marattia, meninggalkan keluarga dengan hanya
2 genera (Marattia dan Danaea). Skenario ini sangat beralasan, karena
Angiopteris adalah genus morfologi mapan dan berbeda dari Marattia dalam
karakter jelas banyak.Untuk mempertahankan Angiopteris dan Christensenia, Marattia
karena itu dipisahkan menjadi tiga genera Eupodium, Ptisana dan
Marattia.Marattia benar terjadi dalam Neotropics dan Hawaii, Eupodium hanya
Neotropical dan semua spesies dunia lama dipindahkan ke dalam genus baru
Ptisana.
Habitat :
Marattia
adalah genus neotropical sebagian besar dari delapan jenis, tetapi satu spesies
(M. douglassii) terjadi di Hawaii. Mereka biasanya terjadi di daerah pegunungan
di atas ketinggian 900 m, tetapi mereka mungkin terjadi pada elevasi yang lebih
rendah di pulau-pulau.Tumbuh diatas tanah, berwarna hijau, bentuknya menyerupai
talus lumut hati.Terdiri dari terdapat duri yang merupakan metamorfosis daun
penumpu.
Morfologi
1). Daun
Daun
sangat besar majemuk, menyirip ganda sampai beberapa kali.
2).
Batang
Batang
pendek tegak
3).
Tangkai
Tangkai
daun lunak mempunyai stipula
4).
Sporangium
Sporangium
pada sisi bawah daun mempunyai dinding yang tebal, tidak mempunyai cincin
(anulus), membuka dengan suatu celah atau liang.
Spora
Marattia sambucina dan Macroglossum smithii hasil pertama di piring dan
kemudian di massa. Para gametophytes awalnya berwarna hijau gelap, tapi
gametophytes tua mungkin menunjukkan jaringan pucat di pelepah yang mungkin
berisi sejumlah besar pati.Rhizoids dari kedua spesies tidak berwarna; rhizoids
multiseluler diproduksi kadang-kadang oleh Marattia sambucina.Antheridia
menunjukkan rentang ukuran yang luas, dari yang di cabang regenerasi yang
mungkin menunjukkan 15-30 sperma di bagian median untuk mereka yang
gametophytes kuat 1-4 tahun yang bisa menunjukkan 140-170 sperma.Archegonium
kedua spesies pendek dan luas, proyeksi tapi sedikit di luar permukaan.Dua inti
saluran leher biasanya tidak dipisahkan oleh dinding, tapi kadang-kadang
dinding terbentuk.Sel kanal perut besar.Lapisan jaket terdiri dari beberapa sel
tabel yang lambat dalam mengembangkan dan tidak sangat berbeda sebelum
pembuahan.Apogamy, ditunjukkan dalam pengembangan tracheids, ditemukan dalam
dua gametophytes dari Marattia sambucina yang ditanggung baik antheridia dan
archegonia.
DAFTAR PUSTAKA
Citrosupomo, Gembong. 1991. Taksonomi Tumbuhan (Schizophyta, Thallophyta, Bryophyta, Pteridophyta).
Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Retno. 2011. Tumbuhan
Paku di Indonesia.
Sudarsono. 2005. Taksonomi Tumbuhan Tinggi. Malang: UM
Press
Sulisetjono. 2011. Taksonomi Tumbuhan Tinggi. Malang: Uin
Press
Tidak ada komentar:
Posting Komentar